Islam di Indonesia memiliki corak yang khas, unik, kaya, dan perlu dipertahankan eksistensi melalui kesadaran akademik, yang untuk kemudian dipantulkan dalam penghayatan dan pengalaman ke-Islaman dan ke-Indonesiaan sehari-hari. Namun, dewasa ini seakan-akan terjadi fragmentasi yang cukup tajam antara ke-Islam-an dan ke-Indonesia-an. Kenyataan ini bisa dilihat dari lahirnya dua kelompok sosial y…
Dee Lestari pernah mengatakan bahwa fiksi yang berhasil bagi Dee Lestari hanya ada dua, yaitu: mengikat dan memikat. karya yang mampu mengikat atensi dan mencuri minat membaca sejak awal. Melalui lensa fiksi yang kaya dan mendalam, baginya 98 adalah backround. Dari sebuah episode yang tak terlupakan dalam sejarah Indonesia dan melalui karakter-karakter yang kuat serta penuh warna, empat ce…
Menjadi Ibu Negara dengan figur dan karakter yang kita kenal saat ini merupakan pencapaian lahir dan batin Ani SBY yang tak bisa dipisahkan dari pembelajaran mental sepanjang hayat hidupnya. Dengan predikat yang sangat ia banggakan, sebagai ibu rumah tangga, ia membangun dirinya untuk turut serta bergulir dalam metamorfosa mengiringi perkembangan karier sang suami, Presiden Susilo Bambang Yudhy…
Melalui empat cerita Sepotong Kisah di Balik 98 pilihan Erisca Febriani ini, kita diajak kembali ke momen krusial di tahun 98. eempat cerita ini bukan hanya tentang sejarah, tetapi tentang manusia, perjuangan, dan harapan yang terjalin di dalamnya.
Di satu sore, seorang perempuan bangkit dari kuburnya setelah dua puluh satu tahun kematian. Kebangkitannya menguak kutukan dan tragedi keluarga, yang terentang sejak akhir masa kolonial. Perpaduan antara epik keluarga yang dibalut roman, kisah hantu, kekejaman politik, mitologi, dan petualangan. Dari kekasih yang lenyap ditelan kabut hingga seorang ibu yang menginginkan bayi buruk rupa.
Representasi visual lanskap alam Sunda abad ke-19 dalam ilustrasi-ilustrasi Junghuhn dapat menjadi titik tolak untuk melakukan refleksi ulang atas hubungan seni, ilmu, dan filsafat. Lebih jauh, mosaik peninggalan Junghuhn dapat melengkapi alat0alat yang dibutuhkan untuk sekadar mendefinisikan ulang identitas kesundaan.
Semangat Dukuh Paruk kembali menggeliat sejak Srintil dinobatkan menjadi ronggeng baru, menggantikan ronggeng terakhir yang mati dua belas tahun yang lalu. Bagi pedukuhan yang kecil, miskin terpencil, dan bersahaja itu, ronggeng adalah perlambang. Tanpanya, dukuh itu merasa kehilangan jati diri.