Harimau! Harimau! telah mendapat Hadiah Yayasan Buku Utama sebagai buku penulisan sastra terbaik tahun 1975. Buku ini dapat dibaca sebagai sebuah cerita petualangan di rimba raya oleh sekelompok pengumpul damar yang yang diburu oleh seekor harimau yang kelaparan. Berhari-hari mereka mencoba menyelamatkan diri mereka, dan seorang demi seorang di antara mereka jatuh menjadi korban terkaman harima…
“Kami melihat Miss Trunchbul menyambar kucir seorang gadis dan melemparnya melewati pagar taman bermain!” Matilda adalah gadis muda yang manis dan luar biasa, tetapi orang tuanya menganggap dia hanya pengganggu. Ketika Matilda diserang oleh Trunchbull, dia tiba-tiba menemukan bahwa dia memiliki kekuatan luar biasa untuk melawan.
Pilihan yang dianjurkan Bung Karno adalah: "Rasionalisme diminta kembali duduk di atas singgasana Islam" Bung Karno lebih berbicara preskriptif, tentang Islam yang seharusnya .Dengan semangat yang bergelora, ia cenderung untuk mengemukakan bahwa Islam yang seharusnya itu adalah hakikat Islam itu sendiri
"Pada Suatu Hari..." merupakan sebuah rangkaian kisha tiga pemuda pada tahun 1960-an di Kota Bandung. Novel ini membentangkan rasa kebersamaan yang kental.
Sampai saat ini penelitian tentang Kerajaan Sunda tetap dilakukan para pakar, baik sejarawan, arkeolog maupun filolog. Namun penelitian tersebut dilakukan secara fragmentaris berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itulah, kami mencoba melaksanakan penelitian gabungan yang bersifat multidimensi, yaitu dari kaca mata ilmu sejarah, arkeologi, filologi, dan arsitektur.
Beruntunglah, bahwa dua dunia yang menjadi hirauan buku ini -hukum dan susastra- masing-masing memiliki dewi pengayom sendiri-sendiri. Dewi Keadilan dikenal sebagai dewi yang mengayomi dunia hukum dan Dewi Puisi yang dikenal sebagai dewi yang melindungi dunia susastra. Dalam buku ini, kedua dewi itu saling bercengkerama satu dengan yang lain dan dijelaskan dengan sangat apik.